Psikologi Manajemen
I. Pengantar
A. Definisi Psikologi Manajemen
Manajemen
adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi
lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Stoner). Jadi, psikologi
manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur / me-manage sumber daya yang
ada untuk memenuhi kebutuhan.
Bagaimana kaitannya dengan
psikologi?
Dengan ditemukan dan
dikembangkannya ilmu psikologi, diketahui bahwa unsur SDM ternyata merupakan
yang terpenting dari ketiga modal kerja perusahaan manapun. Pasalnya, ilmu
psikologi yg memang berpusat pada manusia, mampu mengintervensi berbagai faktor
internal manusia seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dsb dengan
berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang
setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan.
B. Definisi Organisasi
Organisasi
dapat diartikan sebagai suatu alat atau wadah kerjasama untuk mencapai tujuan
bersama dengan pola tertentu ,yang perwujudannya memiliki kekayaan baik fisik
maupun non fisik.
Menurut
Rosenzweig,organisasi dapat dipandang sebagai : (1) Sistem sosial,yaitu
orang-orang dalam kelompok,(2) integrasi atau kesatuan dari aktivitas-aktivitas
orang-orang yang bekerja sama dan (3) orang-orang yang berorientasi dan
berpedoman pada tujuan bersama.Sedangkan Allen, berpendapat bahwa organisasi
adalah suatu proses identifikasi dan pembentukan serta pengelompokan kerja ,
mendefinisikan dan mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab dan menetapkan
hubungan-hubungan dengan maksud untuk memungkinkan orang-orang bekerja sama
secara efektif dalam menuju tujuan yang ditetapkan.
II. Komunikasi
A. Definisi
Komunikasi
Komunikasi
adalah alat yang utama untuk mempengaruhi perubahan perilaku. Kata komunikasi
telah dipergunakan untuk mengartikan segala hal dari berpidato sampai
berdagang. Kita dapat memisah-misahkan paling tidak empat dimensi yang bebas
dari proses komunikasi : isi, kebisingan (suara), ciri-ciri jaringan dan arah.
B.
Dimensi-dimensi komunikasi meliputi :
1.
Isi
Pertama,
A biasanya berbicara kepada B tentang
sesuatu. Proses itu mempunyai suatu isi.
Isi dari komunikasi adalah merupakan hal yang dipikirkan oleh para ahli
psikologi dan ahli bisnis ketika mereka memikirkan tentang hubungan
antar-manusia. Kita juga dapat melihat adanya pembagian golongan dalam hal isi.
Misalnya, apakah hal itu merupakan fakta atau merupakan perasaan.
2.
Kebisingan
Dalam konteks ini “bising” berarti hal-hal
yang menggangu pengiriman. Misalnya kita
dapat menjumpai suara saluran seperti gangguan udara pada kawat telefon yang
menyebabkan B sulit untuk mendengar apa yang dikatakan oleh A. Kita juga perlu memikirkan tentang adanya
suara-suara psikologis, contohnya pikiran B tentang hal-hal lain, sehingga
sekali lagi adalah sukar bagi B untu mendengar apa yang dikatakan oleh A.
Bahasa dan suara kode mungkin menyebabkan kesukaran bagi B untuk
mendengarkannya: ia tidak memahami kata-kata yang dipergunakan oleh A di dalam
cara sebagaimana A memahaminya. Bila terjadi bising, kemungkinan besar
bekomunikasi secara berlebih-lebihan untuk mengulangi pesannya dengan harapan
bahwa B dapat mendengarnya dengan lebih
baik pada saat yang keduakalinya atau untuk mengatakan hal yang sama dengan
cara yang berbeda.
3.
Jaringan komunikasi
Di
samping dimensi-dimensi isi dan bising, dimensi yang ketiga adalah jaringan
komunikasi. Biasanya kita berfikir bahwa percakapan antara A dan B adalah
langsung. Tetapi banyak percakapan semacam itu, tertama di dalam organisasi,
ditengahi orang lain. Suatu hal yang dianggap harus dinyatakan oleh bagan
organisasi kepada kita ialah bahwa A dapat berbicara dengan B hanya dengan
melalui C dan D. Sebagaimana, bahwa struktur jaringan yang dipergunakan oleh
suatu organisasi dapat sangat bermanfaat bagi kecepatan dan ketepatan
komunikasi antar anggota satu sama lain.
4.
Arah komunikasi
Satu
dimensi lagi dari proses tersebut penting untuk diketahui, yaitu arah komunikasi – satu arah atau dua
arah. Satu arah yaitu misalnya A berbicara kepada orang lain, yaitu B, tanpa
balasan pembicaraan dari B ke A. Sedangkan dua arah yaitu, misalnya percakapan
dari A kepada B dengan percakapan balasan dari B ke A. Komunikasi satu arah mempunyai
beberapa keuntungan dalam kecepatannya yang melebihi komunikasi dua arah.
III.
Mempengaruhi Perilaku
A. Definisi Pengaruh
Menurut kamus
besar bahasa Indonesia: ”pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu
(orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan
seseorang. Sedangkan definisi pengaruh menurut Stuart adalah: ”pengaruh atau
efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh
penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. (Cangara, 2002:163).
B. Kunci-kunci
perubahan perilaku
Apabila
individu bermaksud untuk mempengaruhi individu lain sebaiknya ia menyadari
bahwa ia sedang melaksanakan tugas emosional sebagai tugas intelektual;
perubahan pada individu, organisasi, masyarakat, selalu meliputi komponen yang
luas dari emosionalitas. Untuk mengubah perilaku, seseorang harus memliki motif
atau tujuan. Harus jelas motif atau tujuanya. Bentuk paling umum dari
ketidakjelasan motif untuk merubah seseorang bisa berasal dari : konflik
kebutuhan-kebutuhan jangka pendek dan panjang. Selain itu, pihak yang diubah harus
mempunyai kekuasaan untuk memutuskan apakah ia akan berubah atau tidak. Seorang
yang akan mengubah perilaku dapat mempengaruhi keputusan tapi tidak dapat
membuat keputusan.
Selama proses
perubahan perilaku seringkali orang yang akan diubah menjadi bingung ,apakah
itu benar atau salah. Pihak yang mengubah perilaku seringkali keliru
menginterpretasikan sikap orang yang diubahnya. Melihat orang yang diubahnya
bingung, dia berpikir usaha-usaha perubahan yang dilakukanya telah gagal.
Perilaku yang pada masa lalu dianggap memadai, sekarang dianggap tidak memadai
lagi, namun tidak ada alternatif yang langsung tersedia sehingga timbul
konflik. Apabila jalan yang ditempuh oleh seseorang pada saat sekarang ini
tampak tidak sebaik pada masa lalu karena telah mulai tampak jalan baru yang
lebih baik, maka akan menemukan konflik, antara jalan lama yang aman dan jalan
baru yang mengandung resiko. Untuk mengubah perilaku, kita juga harus melakukan
“diagnosa” : pengumpulan informasi tentang orang yang akan dirubah, merupakan
pedoman yang bermanfaat dalam melakukan perubahan.
C. model-model dalam Mempengaruhi Perilaku Orang Lain dan Peranannya dalam
Psikologi Manajemen
Cara mempengaruhi orang lain dengan dasar
Pendekatan Komunikasi Persuasi dikemukakan oleh
Aristotle yang menyatakan terdapat 3 pendekatan dasar dalam komunikasi yang
mampu mempengaruhi orang lain, yaitu;
1.
Logical argument (logos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan argumentasi
data-data yang ditemukan. Hal ini telah disinggung dalam komponen data.
2.
Psychological/ emotional argument (pathos), yaitu penyampaian ajakan
menggunakan efek emosi positif maupun negatif.
3.
Argument based on credibility (ethos), yaitu ajakan atau arahan yang
dituruti oleh komunikate/ audience karena komunikator mempunyai kredibilitas
sebagai pakar dalam bidangnya. Contoh, kita menuruti nasehat medis dari dokter,
kita mematuhi ajakan dari seorang pemuka agama, kita menelan mentah-mentah
begitu saja kuliah dari dosen. Hal ini semata-mata karena kita mempercayai
kepakaran seseorang dalam bidangnya.
D. Wewenang dan peran
wewenang dalam manajemen
Wewenang adalah hak untuk melakukan
sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu
agar tercapai tujuan tertentu.
Jenis-jenis wewenang :
1.
Wewenang lini
Wewenang lini adalah wewenang dimana
atasan melakukannya atas bawahannya langsung. Yaitu atasan langsung memberi
wewenang kepada bawahannya, wujudnya dalam wewenang perintah dan tercermin
sebagai rantai perintah yang diturunkan ke bawahan melalui tingkatan
organisasi.
2.
Wewenang staff
Wewenang staff adalah hak yang dipunyai
oleh satuan-satuan staf atau para spesialis untuk menyarankan, memberi
rekomendasi, atau konsultasi kepada personalia ini. Kualifikasi yang harus
dipenuhi oleh orang yang duduk sebagai taf yaitu dengan menganalisa melalui
metode kuisioner, metode observasi, metode wawancara atau dengan menggabungkan
ketiganya.
Sumber :
Leavit, J.
(1987). Psikologi Managemen, Alih Bahasa, Zarkasi, M. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Rakhmat, Jalaludin. (2005). Psikologi
Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya